MilenialPos.com – Fortnite merupakan salah satu video game bergenre battle boyale dapat dimainkan dari berbagai platform seperti PC dan Smartphone. Tak mengherankan jika banyak orang memainkan game ini, ditambah fitur dalam game yang ditawarkan oleh Fortnite bisa dibilang unik dan berbeda dari video game battle royale lainnya.
Fitur yang menjadikan Fortnite berbeda dengan game sejenis lainnya adalah dapat membuat bangunan sebagai strategi dalam berlindung dari serangan lawan. Sehingga selain memacu adrenalin, Fortnite juga menghadirkan sisi yang memicu kreativitas para pemainnya.
Baru-baru ini terjadi suatu peristiwa dimana salah satu pemain di Fortnite membuat bangunan yang tampak seperti Ka’bah di Fortnite. Dan di dalam bangunan tersebut terdapat item yang bisa diambil oleh pemain, namun untuk bisa mendapatkannya para pemain harus menghancurkan bangunan tersebut terlebih dahulu.
Jelas tersebut menjadi kontroversi, dan kususnya membuat umat muslim tidak terima akan mengenai tersebut. akibatnya banyak orang yang memberikan ujaran negatif kepada pengembang game Fortnite.
Padahal yang perlu Sobat Milenials ketahui, sebenarnya pengembang dari Fortnite sendiri tidak bermaksud untuk melakukan hal tersebut, bahkan hal ini bukan dibuat oleh pihak mereka. Tetapi dilakukan oleh salah satu pemain Fortnite di dalam Mode Creativity, yang mana mode tersebut membebaskan para pemain untuk membangun dunianya sendiri dan membuat apapun yang mereka mau.
Respon Sandiaga Uno
Melansir Esportku, Sandiaga Uno ingin game Fortnite di Blokir di Indonesia. Tentunya, hal ini pastinya menuai banyak amarah terhadap seseorang yang membuat bangunan tersebut. “Lima kali sehari minimal kita menghadap Ka’bah, dari mana pun kita di dunia untuk menunaikan salat wajib atau salat sunnah. Dan di game ini saya diberitahu bahwa ada ikon yang dinilai mirip Ka’bah yang harus dihancurkan untuk mendapatkan senjata baru dan naik ke level berikutnya” jelas Sandiaga.
Dengan demikian, Sandiaga Uno ingin Fortnite segera diblokir di Indonesia karena dianggap telah menghina nilai keagamaan.
