Artikel

Kita Sangatlah Cerdas! Generasi Milenial dan Generazi Z Wajib Mengenali Tipe Kecerdasan Miliknya

MilenialPos.com – Dewasa ini, masyarakat Indonesia pada umumnya tidak asing lagi dengan istilah insecure atau rasa tidak percaya diri. Dilansir dari Alodokter, Insecure adalah istilah untuk menggambarkan perasaan tidak aman yang membuat seseorang merasa gelisah, takut, malu, hingga tidak percaya diri. Rasa insecure yang berlebihan, rupanya dapat menyebabkan seorang individu merasa tidak memiliki kemampuan. Dengan kata lain, individu dengan rasa insecure yang sangat tinggi seringkali merasa bahwa dirinya tidak berharga bahkan cenderung menganggap dirinya bodoh!

Adapun hal yang paling krusial dan diduga sebagai penyebab utama rasa insecure muncul dalam diri seseorang adalah budaya “membanding-bandingkan”. Hal tersebut merupakan kebiasaan buruk yang dianggap lumrah sampai saat ini oleh banyak kalangan. Meski terdengar sepele, namun efek yang dirasakan sangatlah luar biasa. Seringkali saat kita memandang rendah orang lain, lantaran dirinya belum mendapat sesuatu yang berharga misalnya. Pada sesaat kemudian kita dapat melupakan apa yang kita ucapkan dengan sendirinya. Akan tetapi, hal yang kita ucapkan bisa saja terngiang-ngiang dalam telinga dan hati orang yang mendengarkannya.

Sebagai contoh, seorang Ibu bernama Mawar tengah mengolok-olok anaknya dikarenakan tidak mendapat juara kelas. Mungkin saja, beberapa waktu setelahnya sang ibu dapat melupakan apa yang ia katakan. Akan tetapi, sang anak tidak akan pernah lupa atas apa yang ibunya ucapkan pada saat dirinya dibanding-bandingkan. Dari peristiwa tersebut, anak bisa saja merasa bahwa dirinya tidak begitu berharga. Pada saat bersamaan, sang anak juga merasa bahwa dirinya sangatlah bodoh. Padahal anak tersebut sangatlah pandai dalam memainkan alat musik terutama biola. Dikarenakan stereotip itu, sang anak bahkan tidak dapat menyadari bahwa kemampuannya dalam bermain alat musik adalah salah satu dari tipe kecerdasan lain yang ada dalam dirinya.

Perlu kita pahami bahwa tidak semua buah dihasilkan dari pohon yang sama. Masing-masing pohon tentu saja memiliki ciri khasnya tersendiri. Hal ini, tidak berbeda dengan kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing manusia. Diciptakan paling sempurna diantara makhluk hidup lainnya, manusia sejatinya memiliki akal pikiran dan perasaan yang nyata. Sebagaimana dijelaskan pada salah satu ayat suci Al-Qur’an yakni QS At-Tin ayat 4 yang berarti “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Ayat tersebut menerangkan bahwa manusia diciptakan dalam keadaan yang sangat baik. Sehingga, bukan tidak mungkin bahwa setiap manusia juga dibekali sebuah kecerdasan. Meskipun kecerdasan yang dimiliki tidak selalu sama.

Secara garis besar, terdapat sembilan tipe kecerdasan yang dimiliki oleh manusia. Semua kecerdasan itu dapat dikembangkan dengan berbagai macam metode karena di setiap kegiatan orang akan membutuhkan lebih dari satu kecerdasan. Untuk itu, mengenali tipe kecerdasan yang kita miliki menjadi suatu hal yang wajib dilakukan saat ini. Agar dapat memaksimalkan kecerdasan tersebut, guna menjalankan kebaikan baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Adapun tipe kecerdasan manusia dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kecerdasan Verbal-Linguistik

Kecerdasan dalam menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara lisan maupun tulisan. Manusia dengan tipe kecerdasan jenis ini umumnya memiliki kemampuan menyimak yang sangat baik dan merupakan orang-orang yang pandai berbicara dengan tepat.

2. Kecerdasan Logika-Matematika

Kecerdasan dengan daya analisis yang baik dalam memecahkan masalah disebut kecerdasan logika matematika. Kecerdasan itu meliputi proses analisis masalah dan usaha menemukan keterkaitan antara informasi dengan pengetahuan matematika sebelumnya.

3. Kecerdasan Spasial

Kecerdasan spasial berarti dapat memahami persepsi hubungan antar objek dalam ruang. Umumnya anak-anak yang berkecerdasan spasial lebih mudah memahami gambar daripada kata-kata dan mampu menggambarkan segala sesuatu, termasuk menggambar sosok orang atau benda sesuai aslinya. Tidak heran jika anak-anak ini sangat menonjol dalam bidang seni.

4. Kecerdasan Gerak-Kinestetik

Berkaitan dengan kemampuan menggunakan gerak seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaannya serta keterampilan mempergunakan tangan untuk mencipta atau mengubah sesuatu dan memiliki nilai estetika. Kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik yang spesifik, seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, kecepatan, dan keakuratan menerima rangsang, sentuhan, dan tekstur.

5. Kecerdasan Musikal

Kemampuan dalam memahami bentuk kegiatan musikal seperti menikmati musik, dan mengingat irama lagu. Kecerdasan musikal seseorang dilihat dari bagaimana cara menikmati musik, menangkap bunyi, mengubah musik, membedakan musik, dan mengekspresikan diri melalui bunyi ataupun suara yang bernada ataupun tak bernada.

6. Kecerdasan intrapersonal

Fakhruddin (2010: 142) menjelaskan bahwa kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan mengenali dan memahami diri sendiri serta berani bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Anak-anak yang cerdas secara intrapersonal belajar sesuatu melalui diri mereka sendiri. Mereka mencermati apa yang mereka alami dan rasakan.

7. Kecerdasan interpersonal

Kecerdasan interpersonal melibatkan kemampuan untuk memahami dan bekerjasama dengan orang lain, berempati, mengorganisasi kelompok, berteman, dan bersosialisasi. Orang dengan kecerdasan interpersonal punya self-awareness dan mendengarkan inner feeling, nilai diri, keyakinan, dan proses berpikir.

8. Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan naturalis didefinisikan Howard Gardner sebagai kemampuan mengenali, melihat perbedaan, menggolongkan, dan mengkategorikan apa yang dilihat atau jumpai di alam atau di lingkungannya.

9. Kecerdasan Eksistensial

Kecerdasan yang meliputi kemampuan seseorang untuk menjawab dan menemukan solusi dari persoalan-persoalan terdalam mengenai keberadaan atau eksistensi makhluk hidup.

Itulah kesembilan tipe kecerdasan yang dimiliki manusia. Pada umumnya, manusia terlahir dengan kecerdasan yang berbeda jumlahnya. Akan tetapi, semua tipe kecerdasan tersebut bersifat sejajar alias sama rata. Kendatinya, seiring berjalannya waktu, tidak menutup kemungkinan bahwa tipe kecerdasan yang lain akan terlahir atau ditemukan nanti.

Manusia memang diciptakan dengan sempurna. Akan tetapi, segala kesempurnaan tetaplah milik sang pencipta. Manusia hanya diharuskan untuk menjalankan kehidupannya sesuai dengan versi terbaiknya. Untuk itu, mari kenali kecerdasan yang kita miliki dan lakukan kebaikan sekecil mungkin dengan anugerah tersebut.

Segala hal baik yang disampaikan oleh penulis semata-mata karena izin dari yang maha kuasa. Sementara buruknya, datang dari kesalahan penulis secara pribadi. Penulis sangat berharap bahwa pembaca dapat mengambil manfaat dari apa yang telah dituliskan. Penulis juga menyadari secara penuh, bahwa artikel ini masih sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun.

Jangan lupakan bahwa kita sangatlah cerdas! Ingatlah untuk selalu menjaga kesehatan dan menerapkan 3 M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak).

Gunakan maskermu, selamatkan nyawamu dan ciptakan karyamu.

Salam Berkarya, Salam Milenial.

Sumber :

Hanifah, T. U. (2014). Pemanfaatan media pop-up book berbasis tematik untuk meningkatkan kecerdasan verbal-linguistik anak usia 4-5 tahun (studi eksperimen di TK negeri pembina bulu temanggung). BELIA: Early Childhood Education Papers, 3(2).

Ekasari, Y. (2014). Profil kecerdasan logika matematika dan linguistik siswa kelas VII SMP dalam memecahkan masalah persamaan linear satu variabel ditinjau dari perbedaan jenis kelamin. MATHEdunesa, 3(3).

Maulidah, N., & Santoso, A. (2014). Permainan konstruktif untuk meningkatkan kemampuan multiple intelligence (visual-spasial dan interpersonal). Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, 2(1), 27-47.

Napitupulu, M. B. (2014). UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI GERAK DAN TARI DI TK FIRST ONE SCHOOL MEDAN TA 2013/2014 (Doctoral dissertation, UNIMED).

Putri, P. A., & Ismet, S. (2020). Efektivitas Permainan Perkusi Kastanyet Terhadap Kecerdasan Musikal Anak. Jurnal pendidikan tambusai, 4(1), 464.

Tags

Jannatul Ma'wah

Lulusan Sarjana Pendidikan Non Formal dengan Indeks Prestasi Kumulatif 3,79/4.00. Pribadi yang memiliki rasa percaya diri dan semangat yang tinggi. Mampu bekerjasama dalam tim maupun secara individu. Mampu bekerja dibawah tekanan dan sangat berambisi untuk terus belajar. Memiliki banyak pengalaman baik dalam berorganisasi maupun berprestasi terutama dalam mengajar dan menulis. Ingin mengenal lebih dekat kunjungi profil Instagram @Jannah_1409 atau Jannatul.mawah1409@gmail.com

Related Articles

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close
Close