Nasional

Ternyata, Berikut Alasan Nadiem diangkat menjadi Kemendikbud

MilenialPosh.com – Presiden Joko Widodo telah memaparkan alasan beliau memilih Nadiem Makarim Sang pendiri Gojek sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Seperti yang kita ketahui bersama, banyak beberapa pihak tidak menyangka akan hal ini.

Faktanya Anak Aktivis sekaligus Pengacara di Indonesia ini dinilai tidak memiliki latar belakang di sektor pendidikan.

Dilansir dari kompas.com, Jokowi ternyata memberikan penilaian lebih dengan melihat latar belakang Nadiem yang sukses mendirikan perusahaan rintisan berbasis teknologi.

Jokowi yakin sosok Nadiem bisa menggunakan keahliannya di bidang teknologi untuk menerapkan standar pendidikan yang sama bagi 300 ribu sekolah dengan 50 juta pelajar yang tersebar di seluruh Indonesia.

Wahhh semoga keputusan pak Jokowi menjadi awal mula pergerakan pendidikan Indonesia yang lebih baik sobat Transkampus.

“Kita diberi peluang setelah ada yang namanya teknologi, yang namanya aplikasi sistem yang bisa membuat loncatan. Sehingga yang dulu dirasa tidak mungkin sekarang mungkin,” ungkapnya.

Nadim juga mengungkapkan sebuah opini bahwa Nadiem merasa saat ini masih ada penjajahan di dalam negeri. Baik itu berupa diskriminasi maupun intoleransi.

“Kenapa saya menerima tugas ini sebagai menteri pendidikan? Sekarang kita walaupun enggak dijajah asing, kita punya berbagai penjajahan di dalam negeri, penjajahan mental, penjajahan diskriminasi, sosial ekonomi dan intoleransi,” kata Nadiem dalam acara Serasehan Nasional Indonesia Muda Membaca Bung Karno, Selasa (29/6).

“Inilah mengapa seluruh platform pendidikan kita berhulunya dari filsafat Ki Hajar Dewantara dan Bung Karno yakni Merdeka Belajar. Itu filsafat pendiri negeri kita yakni kemerdekaan berpikir, kemerdekaan dari jajahan mental terpenting,” ungkap Nadiem.

Nadiem juga mengatakan saat ini Kemendikbudristek memiliki gagasan Profil Pelajar Pancasila sebagai tujuan transformasi pendidikan Indonesia.

Nadiem juga mengungkapkan bahwa Pelajar Pancasila adalah mereka yang memiliki kebhinekaan global. Kemandirian dan gotong royong dalam belajar.

Setiap murid wajib memiliki jati diri untuk bisa menciptakan lapangan kerja sendiri ketimbang bekerja untuk orang lain.

Nadiem juga mengatakan “konsep gotong royong bisa diterapkan dengan membuka semua sekat yang menutup ruang kolaborasi murid selama ini. Salah satu wujudnya dengan program Kampus Merdeka”. “salah satu esensi kebijakan Kampus Merdeka yaitu melepaskan sekat antara Universitas dan industri hingga melepaskan sekat antara fakultas ke fakultas lain,” lanjut Nadiem.

Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close
Close