Internasional

Inggris Cabut Aturan Jaga Jarak, Masyarakat Nilai Pemerintah Tak Bermoral

MilenialPos.com – Inggris mulai mencabut sebagian besar aturan jaga jarak pada hari ini, Senin (19/7), mengabaikan peringatan pakar kesehatan akan bahaya peningkatan kasus Covid-19 yang mengancam negara tersebut. Pakar pun menganggap pemerintah tak bermoral.
Di berbagai penjuru Inggris, para warga merayakan “Hari Kebebasan” karena pemerintah mencabut aturan jaga jarak, termasuk kewajiban memakai masker, karena menganggap mereka sudah berhasil menanggulangi pandemi Covid-19.

Dengan aturan ini, semua tempat hiburan, termasuk kelab malam, bioskop, dan mal, bahkan stadion olahraga sudah beroperasi seratus persen.

Para warga langsung membanjiri kelab-kelab malam, salah satunya Nicola Webster Calliste, yang datang ke tempat hiburan itu bersama teman-temannya. “Saya pikir, ya, kami kelewatan Tahun Baru, jadi mengapa tidak merayakannya sekarang? Ini seperti babak baru” ucapnya kepada AFP.

Meski kebanyakan warga bersukacita, para pakar kesehatan di Inggris meradang. Mereka mengaku kesal karena pemerintah tak mengindahkan peringatan mereka akan bahaya lonjakan Covid-19. Perdana Menteri Boris Johnson memang menyatakan bahwa Inggris sudah bisa melonggarkan aturan karena program vaksinasi mereka berhasil, apalagi jenis vaksin yang digunakan juga unggulan, seperti Moderna.

Namun, para pakar memperingatkan bahwa lonjakan kasus Covid-19 di Inggris masih sangat tinggi, apalagi dengan kemunculan virus corona varian Delta. “Kebijakan pemerintah ini tak bermoral dan merupakan kebodohan epidemiologis,” ujar ahli kesehatan publik dari Universitas Bristol, Gabriel Scally.

Pada Jumat (16/7) lalu saja, kasus Covid-19 di Inggris mencapai 51.870 dalam 24 jam. Pemerintah Inggris melaporkan bahwa kasus harian Covid-19 pada Jumat itu merupakan yang tertinggi sejak pertengahan Januari lalu. Dari keseluruhan data tersebut, 3.964 di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit. Angka rawat inap ini juga menjadi yang tertinggi sejak Maret lalu.

Kepala Tenaga Medis Inggris, Chris Whitty, mengatakan bahwa angka rawat inap akibat Covid-19 di negaranya meningkat dua kali lipat dalam tiga pekan. Menurutnya, jika tren ini terus bertahan, Inggris dapat menghadapi lonjakan pasien di rumah sakit hingga mencapai “angka yang mengerikan.”

Whitty pun mengingatkan bahwa Inggris sebenarnya masih belum siap melonggarkan aturan, apalagi dengan kemunculan Covid-19 varian Delta yang kini mendominasi kasus di negara tersebut. Ia juga menganggap program vaksinasi yang bakal menjadi andalan pemerintah Inggris dalam menanggulangi pandemi ini juga tak cukup jika tak dibarengi dengan aturan ketat.

“Kita sama sekali belum pulih dari semua ini. Kita memang lebih baik karena program vaksin, obat, dan lain-lain. Namun, masih jauh perjalanan Inggris, apalagi dunia,” ucap Whitty sebagaimana dikutip Associated Press.

Source : CNN Indonesia

Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close
Close