Artikel

Bener nggak sih Ganguan Mental dapat menyerang kita-kita para Mahasiswa?

Milenialpos.com Padatnya aktivitas yang dijalani dan dihadapi oleh para mahasiswa maupun mahasiswi, tidak menutup kemungkinan akan terjadinya serangan ganguan mental. Mengapa hal demikian bisa terjadi sahabat Transkampus? Ya tepat sekali, tidak semua pelajar yang telah lulus sekolah menengah atas, melanjutkan kuliah mampu tahan banting dari sajian-sajian kegiatan-kegiatan maupun kurikulum yang diberikan Universitas.

 Belum lagi banyak Mahasiswa yang merasa kaget menanggapi kondisi lingkungan pertemanan dengan berbagai kompetisi yang ada. Tak jarang pembulian menjadi santapan yang harus ditelan bulat-bulat oleh sebagian Mahasiswa. Miris memang, namun kenyataan kadang tak seindah harapan ya sobat Transkampus L

Setelah semua ujian semester awal terlewati, terbitlah ujian semester akhir ya sobat Transkampu hihihi, apakah itu? Benar sekali, Skripsi menjadi momok menakutkan bagi sebagian orang. Baik mahasiswa sendiri yang nantinya akan menjalaninya, atau pun mereka yang memiliki pemikiran untuk kuliah.

Sampai ada perbincangan dalam ranah tongkrongan anak muda yang bilang begini, “males kuliah ahhh, nanti harus beresin Skripsi, takut kagak lulus-lulus trus di DO, sayang uang sayang waktu”. Padahal jika sudah dijalani bersama temen-temen yang lain kesannya enjoy, iya nggk sih? Susah senang bersama-sama. Kadang malah kalo udah lulus malah jadi kangen masa kuliah dulu hahaha nggk kerasa diri sudah menua.

Banyak yang mengira kasus gangguan mental ini hanya ada di linkup-lingkup dunia doang, ternyata Indonesia juga masuk kedalam daftar kasus tingginya angka ganguan jiwa loh. Bisa sobat-sobat liat dari angka kasus bunuh diri di Indonesia, yaitu  mencapai 10.000 atau setara dengan setiap satu jam terdapat kasus bunuh diri.

Menurut ahli suciodologist 4.2% siswa di Indonesia pernah berpikir bunuh diri. Pada kalangan mahasiswa sebesar 6,9% mempunyai niatan untuk bunuh diri sedangkan 3% lain pernah melakukan percobaan bunuh diri.

Tingkat Depresi bisa disebabkan oleh beberapa hal nih seperti yang udah aku jelasin di paragraph sebelumnya. Tekanan dalam bidang akademik, perundungan(bullying), faktor keluarga, dan permasalahan ekonomi. Support dari kita-kita ini sebagai anggota keluarga, teman, atau pun pasangan yang membuat mereka para Mahasiswa merasa sendirian. Sendiri itu nggk enak lohhh xixixi.

Jika kita bersama-sama memperhatikan Sistem pendidikan, kompetisi, dan berbagai tekanan moral yang tinggi di negara-negara Asia seperti Jepang, Cina, Korea, dan tentunya Indonesia sendiri.

Biar lebih detail lagi ada tiga ganguan mental nih yang banyak menyerang Mahasiswa, keep On Reading Guys…

  1. Depresi

Depresi dapat menyerang seseorang dalam berbagai kadar dan spektrum, mulai dari yang ringan dan tidak terdeteksi hingga yang berat dan membutuhkan pertolongan ahli segera. Menurut data Amerika Serikat pada tahun 2013, sekitar 36.4% mahasiswa dilaporkan mengalami gejala depresi (ringan hingga berat), dan menjadikannya alasan utama bagi ketidakmampuan mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan. Jangan angap remeh hal ini sobat-sobat.

Kita bisa melihat dari gejala awal yang paling sering terjadi nih, seperti ganguan tidur. Ada yang susah tidur alias Insomnia, ada juga yang gambang merasa kelelahan alhasil jam tidur berlebih hingga membuat tubuh selalu lemas dan tidak bergairah untuk melakukan aktivitas. Lahirlah rasa bosan, hingga muncul asumsi bahwa “ tidak ada yang menarik dalam kehidupan saya” akhirnya mengangu mental, dan kepekakaan dalam bersosialisasi.

 Nafsu makan pun terkadang terganggu karena hal ini, menjadi kelanjutan dari gejala depresi itu sendiri. Banyak Mahasiswa yang menarik diri dari komunitas dan merasa putus asa atau sendirian. Ada sobat Transkampus yang mengalami hal demikian?

2. Cemas

Cemas sesungguhnya adalah emosi normal yang dapat dirasakan oleh seseorang yang sehat sekalipun. Merasa cemas sesekali tak berarti Anda mengalami gangguan cemas. Seseorang dikatakan mengalami gangguan cemas (anxiety disorder) kala rasa cemas yang melanda telah mengganggu aktivitas dan kehidupan sehari-hari, hingga tak dapat menjalani hidupnya dengan normal akibat ketakutan yang berlebihan.

3. Gangguan makan

Gangguan makan, seperti yang udah kita obrolkan di paragraph sebelumnya ternyata menyerang mahasiswa, baik pria maupun wanita loh. Kondisi ini bisa semakin buruk jika orang tersebut tidak sadar mengalami gangguan ini dan tidak memiliki dorongan untuk  memeriksakan diri.

Jenis-jenis gangguan makan meliputi anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan binge eating. Mengenali gangguan ini sebenarnya tidak sulit, namun sering kali tertutupi oleh berbagai pembenaran (misalnya: tidak sempat makan, merasa terlalu gemuk, atau justru terlalu banyak makan untuk menutupi kebosanan dan mengisi waktu begadang).

Jika sobat-sobat melihat ada kerabat atau keluarga yang merasa memiliki kebiasaan makan yang tidak normal seperti terlalu banyak atau terlalu sedikit, selalu merasa terlalu kurus atau terlalu gemuk, olahraga berlebihan, ini adalah beberapa tanda Anda bisa saja mengalami gangguan makan.

Untuk bisa menjalani pendidikan tinggi dengan baik, seorang mahasiswa tentunya harus sehat secara fisik dan mental. Jangan biarkan gangguan mental makin memburuk dengan tidak membicarakannya dan menganggapnya sebagai sesuatu yang tabu ya sobat-sobat.   

Kita harus siap siaga merasa peka dan memberikan perhatian dukungan. Karena mereka sangan membutuhkan hal ini. Tetap semangat menjalani aktivitas 🙂

sumber: Transkampus.com

Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close
Close