Artikel

Bahaya!!! Jangan Sepelekan Eating Disorder

MilenialPos.com – Halo sobat Milenial, kembali lagi bersama dengan penulis yang masih amatir ini hihi. Mudah-mudahan dimana pun sobat berada, selalu berada dalam lindungan Tuhan YME dan selalu diberi kesehatan. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin membagikan sedikit pengalaman penulis terkait gangguan mental saat makan lho! Gangguan tersebut biasa disebut sebagai “eating disorder“.

Dampak dari adanya gangguan ini sebenarnya sangat parah. Akan tetapi, seringkali dianggap sepele oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mungkin, sebelum membaca tulisan ini sobat juga berpikiran hal yang sama. Namun, penulis mencoba untuk memberikan keterangan sesuai dengan pengalaman nyata yang penulis alami.

Eating Disorder sendiri terbagi menjadi beberapa jenis. Dilansir melalui Alodokter,

Penderita gangguan ini dapat mengonsumsi terlalu sedikit atau terlalu banyak makanan, dan terobsesi pada berat badan atau bentuk tubuhnya. Terdapat tiga jenis gangguan yang paling sering dijumpai diantaranya :

  1. Bulimia nervosa; merupakan gangguan makan yang membuat penderitanya ingin segera membuang makanan yang dikonsumsinya dengan cara tidak sehat. Ini dikarenakan rasa bersalah yang berlebihan, akibat terlalu banyak makan. Namun, takut jika berat badannya bertambah lagi. Hal tersebut menyebabkan penderita merasakan berbagai macam gangguan lainnya. Diantaranya adalah Peradangan pada tenggorokan, Membengkaknya kelenjar ludah pada leher dan rahang, Dehidrasi parah karena kekurangan cairan, Gangguan pencernaan (GERD) dan irritable bowel syndrome, Gigi sensitif dan rusak, serta Gangguan elektrolit.
  2. Anoreksia nervosa; Gangguan ini membuat penderitanya membatasi asupan makannya karena merasa berat badannya berlebihan, meskipun pada kenyataannya, tubuhnya sudah ramping atau justru terlalu kurus. Penderita anoreksia nervosa juga akan menimbang berat badannya secara berulang-ulang. Asupan kalori yang terlalu sedikit pada penderita anoreksi nervosa dapat menyebabkan gangguan berupa: Tumbuhnya rambut atau bulu halus di seluruh tubuh (lanugo), Kulit kering, Otot menjadi lemah, Sering merasa kedinginan akibat suhu tubuh yang rendah, Menstruasi menjadi tidak teratur bahkan tidak mengalami haid, Hipotensi atau darah rendah, Anemia atau kurang darah, Tulang keropos, serta Beberapa organ tidak berfungsi (kegagalan multiorgan). Gangguan tersebut dapat berakibat fatal hingga mengakibatkan penderitanya meninggal. Baik karena depresi, kelaparan, maupun jenis penyakit lainnya yang bersumber dari rusaknya organ tubuh.
  3. Gangguan makan berlebihan; Penderita akan makan dengan cepat dan dalam porsi yang sangat banyak, meski kondisinya tidak lapar. Makan yang dilakukan juga sangat berlebihan, penderita sering kehilangan kendali diri saat makan. Akibatnya, penderita gangguan ini akan memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Gejala gangguan makan berlebihan biasanya berupa: Mengonsumi makanan dalam jumlah banyak, Makan dengan sangat cepat, Tetap makan saat perut sudah kenyang, serta Bersembunyi saat makan karena malu bila terlihat orang.

Ketiga jenis tersebut sama-sama memiliki ukuran dan bahayanya masing-masing. Adapun gangguan mental pada saat mengonsumsi makanan yang penulis alami ialah gangguan makan berlebih. Dimana pada biasanya penulis melakukan makan sehari 2x dalam sehari secara teratur. Pada saat mengalami gangguan tersebut, dalam sehari penulis dapat makan 5x sehari meskipun tanpa rasa lapar.

Akibat dari gangguan makan berlebih, penulis mengalami penambahan berat badan yang cukup signifikan. Dimana yang semula hanya memiliki berat badan sebesar 42 kg. Dikarenakan banyaknya tekanan mental yang penulis alami akibat perilaku body shaming. Tak butuh waktu dalam setahun, berat badan penulis menjadi bertambah sebesar 18 kg. Sehingga, saat ini penulis memiliki berat badan sebesar 60 kg. Meski belum sampai memasuki obesitas yang berlebih. Namun dokter menyatakan bahwa penulis mengalami siklus yang disebut sebagai kegemukan.

Terdengar sepele memang, akan tetapi efek yang penulis rasakan sangat luar biasa hebat. Sejak awal bulan puasa hingga saat ini, penulis mengalami menstruasi berlebih. Dimana untuk pemeriksaan lebih lanjut, harus dilakukan USG guna mengetahui apakah ada masalah yang lebih serius atau tidak. Hasil USG menunjukan bahwa indung telur yang penulis miliki mengalami masalah lantaran berat badan yang tidak stabil dan terus bertambah. Singkatnya, dokter kandungan yang memeriksa penulis sudah menyatakan bahwa menstruasi berlebih yang berlangsung kurang lebih selama 4 bulan ini hanya disebabkan karena kegemukan. Dimana hal itu adalah dampak dari adanya eating disorder yang dialami penulis.

Siklus yang penulis alami, mungkin dapat digambarkan secara singkat seperti ini:

Badan terlalu kurus sehingga mengalami body shaming -> Mengalami tekanan mental, sehingga tidak sadar mengalami eating disorder -> Berat badan bertambah secara berlebih -> Indung telur mengalami masalah (penebalan) karena perubahan hormon yang disebabkan oleh kegemukan -> Menstruasi terus-menerus yang sudah berlangsung selama 4 bulan ke belakang -> Menjalankan berbagai macam pengobatan dan perlu effort yang lebih untuk pemulihan mental.

Mungkin tidak banyak yang mengetahui, bahwa USG bukan hanya dilakukan untuk pemeriksaan kehamilan semata. USG juga dapat digunakan sebagai media untuk mengecek kondisi rahim pada wanita khususnya. Sekalipun wanita tersebut tidak sedang hamil. Akan tetapi, wawasan yang masih kurang luas seringkali membuat kita menjudge wanita lajang yang hendak USG dengan streotipe negatif. Sebaiknya, prasangka semacam itu kita hilangkan dengan segera.

Adapun penyebab dari eating disorder yang dialami seseorang sangatlah bervariatif. Dampak yang ditimbulkan pun juga tergantung pada kondisi kesehatan yang dimilikinya. Meski hal yang seperti penulis alami dapat diobati, namun pencegahan akan selalu lebih baik jika dilakukan.

Untuk itu, buat kamu yang masih suka melakukan perilaku body shaming kepada siapa saja. Kamu harus tahu dampak dari adanya perilaku yang kamu lakukan terhadap orang tersebut. Baca Juga : https://milenialpos.com/2021/08/07/hargai-manusia-mari-hentikan-perilaku-body-shaming/

Mari bersama-sama belajar untuk memanusiakan manusia.

Gunakan Maskermu, Selamatkan Nyawamu, dan Ciptakan Karyamu.

Salam Akal sehat. Salam Berkarya. Salam Milenial.

Tags

Jannatul Ma'wah

Lulusan Sarjana Pendidikan Non Formal dengan Indeks Prestasi Kumulatif 3,79/4.00. Pribadi yang memiliki rasa percaya diri dan semangat yang tinggi. Mampu bekerjasama dalam tim maupun secara individu. Mampu bekerja dibawah tekanan dan sangat berambisi untuk terus belajar. Memiliki banyak pengalaman baik dalam berorganisasi maupun berprestasi terutama dalam mengajar dan menulis. Ingin mengenal lebih dekat kunjungi profil Instagram @Jannah_1409 atau Jannatul.mawah1409@gmail.com

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close
Close